Semiloka Pendidikan Kader Muda Kalimantan

Babak Baru Kerja Penyadaran Kritis ala Pancur Kasih – Untuk Generasi Muda Kalimantan

Pontianak (02/2021) –Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih (YKSPK) melalui Divisi Pendidikan Kritis bersama para utusan dari lembaga mitra maupun jaringannya di Gerakan Pemberdayaan Pancur Kasih (GPPK), yakni WALHI KALBAR, Institut Dayakologi (ID), Gerakan Credit Union – Filosofi Petani Kalimantan (GCU-FPK), CU Gerakan Konsepsi Filosofi Petani Pancur Kasih (CUG KFPPK), Pemberdayaan Pengelolaan Sumber Daya Alam Kalimantan (PPSDAK) dan Lembaga Bela Banua Talino (LBBT) –  menggelar Seminar dan Lokakarya Penyusunan Kurikulum Pendidikan Kader Muda Kalimantan Barat yang mengusung tema “Membangun Kader Muda Kalimantan Barat yang Kritis, Mandiri dan Bertanggungjawab”.

Dalam kesempatan sebagai narasumber seminar, Ansilla Twiseda Mecer – Ketua Pengurus  YKSPK, menjelaskan bahwa kurikulum yang disusun bersama jaringannya ini sejatinya merupakan sintesa pengalaman YKSPK menggeluti dunia pendidikan formal maupun non-formal di Kalimantan Barat dan sekitarnya selama 40 tahun tepatnya pada 24 April 2021 mendatang. Ansilla menegaskan, memasuki dasawarsa yang keempat ini YKSPK semakin mempertajam visi misi dan implementasi Nilai-Nilai Pancur Kasih dalam bidang pendidikan sebagai core utama kegiatannya.  Di bidang pendidikan formal, dengan pengintegrasian pendekatan Pendidikan Yang Membebaskan (PYM) dalam Kurikulum 2013 (K13) di Persekolahan Santo Fransiskus Asisi. Sejalan dengan itu, di bidang pendidikan alternatif bagi generasi muda Kalimantan dengan penyusunan kurikulum pendidikan alternatif yang memanfaatkan sinergisitas jaringan. Ke depan, strategi ini diharapkan menjadi pijakan bagi keberlanjutan-upaya maupun penyebarluasan-dampak dari kerja-kerja penyadaran kritis di tengah-tengah masyarakat luas.

Setelah dibuka dengan seminar, kegiatan yang berlangsung pada 2 – 5 Februari 2021 yang lalu di Pontianak ini dimulai dengan mengidentifikasi dan memetakan permasalahan yang dihadapi khususnya oleh generasi muda di Kalimantan sebagai pijakan untuk merumuskan secara detil perubahan yang dicita-citakan berdasarkan nilai-nilai utama kehidupan yang berdaulat – bermartabat – mandiri dan berkelanjutan. Selanjutnya memetakan berbagai kondisi, prasyarat, peran-peran kunci dan intervensi yang sesuai guna menjawab persoalan-persoalan yang mengemuka dalam konteks pendidikan generasi muda di Kalimantan pada umumnya.

Kegiatan yang dimoderatori oleh Richardus Giring – Pengurus YKSPK, dan difasilitasi oleh Krissusandi Gunui’- Direktur Institut Dayakologi ini, berhasil merumuskan dua jenis kurikulum pendidikan alternatif yang masing-masing secara spesifik akan diterapkan untuk pendidikan bagi generasi muda urban dan generasi muda komunitas adat di Kalimantan. Sejalan dengan itu, disepakati pula terbentuknya Jaringan Pendidikan Kaum Muda Kalimantan sebagai wadah bagi aktivis pegiat pendidikan kritis sekaligus sebagai bagian dari strategi implementasi kurikulum ini ke depan.

Antusiasme dan kesan yang kuat diperoleh peserta kegiatan, satu diantaranya Alberd, Aktivis CUG-KFPPK yang merasa banyak mendapatkan pengalaman yang bermanfaat. “Saya belajar memahami bagaimana kita bisa memikirkan lewat diskusi kritis sebuah draf kurikulum pendidikan kader muda, dan pikiran-pikiran itu diambil dari banyak pemikir-pemikir yang ada di lingkungan Gerakan, yang tentunya peduli dengan nasib kaum muda ke depannya.”

Antimus Lihan – Koordinator Divisi Pendidikan Kritis YKSPK menyatakan, SEMILOKA Kurikulum Pendidikan Kader Muda Kalimantan merupakan sebuah babak baru bagi YKSPK untuk kembali proses penyiapan kader muda di masa depan yang mandiri, berkarakter dan bertanggungjawab. Diharapkan dengan adanya kurikulum pendidikan ini, langkah-langkah untuk membangun kader muda sebagaimana dimaksud akan semakin baik, terarah dan tersistem. “Kita mengharapkan kaum muda ke depan akan lebih proaktif, kritis dalam melihat persoalan-persoalan, masalah-masalah di lingkungan masyarakat. Kaum muda harus menjadi bagian dari solusi, bukan sebaliknya menjadi bagian dari masalah.

Krissusandi Gunui – fasilitator kegiatan berharap, bahwa; (1) kerja-kerja Pemberdayaan dan Pembebasan melalui Pendidikan Kritis yang transformatif dan kontekstual harus terus berjalan serta dikembangkan ke skala yang lebih luas dan holistik . Namun demikian misi “memanusiakan manusia” ini harus tetap sejalan dengan semangat, misi serta nilai-nilai Gerakan Pemberdayaan Pancur Kasih sehingga ini menjadi gerakan semua elemen gerakan, bukan lagi dalam ruang sektoral yang terbatas, dengan demikian maka manfaat serta hasilnya ke depan juga bisa lebih luas karena menjangkau banyak elemen di masyarakat; (2). Berharap kurikulum yang telah dibuat benar-benar membumi dan mengakomodir perubahan, sehingga pendidikan alternatif yang kita buat bagi kaum muda, benar-benar menarik, menantang dan berbeda dari segala jenis fasilitasi pendidikan formal atau alternatif lainnya di luar GPPK; (3). GPPK melalui YKSPK dan Jaringan Pendidikan Kaum Muda Kalimantan dapat solid dan kokoh dalam bekerja sama untuk menciptakan kaum muda yang Cerdas dan Kritis guna membawa perubahan menuju Kalimantan dan peradaban dunia yang lebih baik. “Semoga sukses dan terus semangat untuk kita semua,” pungkasnya.***EB – YKSPK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *