KSP Babane Doak

KSP Babane Doak

KSP BABANE DOAK

(oleh: Antimus Lihan)

“Bulan lalu saya perlu uang untuk bayar buku paket, uang asrama dan SPP anak, tetapi sekarang saya belum punya uang. Mau pinjam tetangga tidak enak, karena mereka juga perlu uang”, demikian diungkapkan Ati (45th) salah seorang ibu-ibu di Kampung Sijarum, Kabupaten Landak. Keadaan sulit seperti ini sering dialami warga komunitas di kampung-ampung, terutama kaum ibu. Sumber penghasilan mereka yang terbatas, dan kadang kala hanya mengandalkan satu jenis sumber saja tentu tidak cukup untuk membiayai banyak keperluan. Apalagi ada keperluan-keperluan mendesak seperti keperluan anak sekolah, kondisi sakit dan perlu berobat sudah pasti menyulitkan.

Kondisi tersebut yang kemudian mendorong kaum perempuan, khususnya ibu-ibu di wilayah dampingan Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih (YKSPK), Kabupaten Landak berinisiatif membentuk suatu wadah berkumpul yang mereka sebut Kelompok Simpan Pinjam (KSP). Wadah ini dibentuk dengan maksud untuk menanggulangi beberapa persoalan yang mereka hadapi tersebut. Utamanya adalah bagaimana mengatasi kesulitan uang ketika pada saat ada keperluan-keperluan mendesak yang tak terduga datang menghampiri, sementara tak punya tabungan uang apalagi menyimpan uang di rumah dalam jumlah yang cukup. Minta pinjaman uang ke tetangga juga tak mungkin karena mereka para tetangga pun tak memiliki uang di rumahnya. Persoalan keuangan seperti itu memang sering dirasakan kaum perempuan komunitas, utamanya ibu-ibu yang kegiatan sehari-harinya full mengurusi kehidupan domistik, rumah tangga.

Pilihan membentuk Kelompok Simpan Pinjam atau KSP adalah sebuah upaya kaum perempuan komunitas untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut. Dalam wadah KSP ini mereka tidak hanya bicara soal keuangan saja, mereka juga berbicara tentang berbagai hal pengalaman kehidupan di kampung, soal perekonomian atau bercerita tentang kegiatan berladang, bersawah, merencanakan kegiatan mencari sayur-mayur, rebung, umbut, kayu bakar di hutan dan sebagainya.

Salah satu KSP Perempuan yang terbentuk ketika itu dan masih aktif beraktivitas hingga tahun 2021 ini adalah Kelompok Simpan Pinjam Babane atau KSP BABANE. Kelompok ini terbentuk pada bulan Maret tahun 2012, sembilan tahun yang lalu oleh 13 orang perempuan di Kampung Doak, Desa Bilayuk, Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak. BABANE yang dijadikan nama KSP ini merupakan nama sebuah sungai yang terletak di sekitar Kampung Doak. Sungai Babane merupakan induk dari dua cabang sungai yang mengalir hingga ke pemukiman penduduk di kampung Doak. Air Sungai Babane selalin dimanfaatkan untuk air bersih, juga untuk keperluan MCK (Mandi, Cuci dan Kakus), mengairi lahan pertanian/sawah dan keperluan untuk memandikan hewan ternak.

Menghimpun Modal Bersama

Saat awal terbentuk, KSP Babane yang beranggotakan 13 orang perempuan itu bersepakat mengumpulkan modal bersama. Mereka sepakat mengumpulkan modal uang pada tahap awal sebesar Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribus Rupiah) per orang. Namun tidak semua anggota kelompok memiliki uang sebesar itu, tetapi mereka tetap konsisten dengan kesepakatn awal dan berusaha mengumpulkannya walau dengan cara mencicil. Barulah pada akhir tahun 2012 semua anggota berhasil mengumpulkan modal sebesar Rp. 6.400.000,- (Enam Juta Empat Ratus Ribu Rupiah). Dengan penuh syukur mereka merasa senang bahwa dengan berkumpul, bersatu dan kompak mereka bisa menghimpun sejumlah uang sebagaimana kesepakatan awal.

Dengan modal yang berhasil mereka kumpulkan itu sungguh dapat membantu satu sama lain dengan cara meminjamkannya kepada anggota yang memerlukan. Tercatat pada akhir tahun 2012 uang yang telah dipinjamkan kepada anggota sebesar Rp. 6.190.000,- (Enam Juta Seratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah). Pinjamanan yang diberikan itu disepakati berbunga 10% dari total yang dicairkan, dengan jangkan waktu pengembalian maksimal 12 bulan. Jika anggota meminjam Rp. 100.000,- (Sratus ribu rupiah), maka anggota wajib mengembalikan pokoknya sebesar Rp. 100.000,-  (Sratus ribu rupiah) ditambah bunga sebesar Rp. 10.000,- atau jumlah total pokok plus bunga adalah Rp. 110.000,- (Seratus Sepuluh Ribu Rupiah). Bunga yang disetor dimaksudkan untuk membiayai keperluan-keperluan administrasi dan operasional Kelompok Simpan Pinjam.

Berkat kerja keras, kebersamaan dan kekompakan para anggotanya, KSP Babane dari tahun ke tahun terus berkembang baik anggota maupun modal/assetnya. Hingga Desember 2019 anggota KSP Babane sudah bertambah menjadi 21 orang, terdiri dari 15 orang perempuan dan 6 orang laki-laki. Total modal/asset yang berhasil dihimpun setelah 7 tahun sebesar Rp. 46.282.300,- (Empat puluh enam juta dua ratus delapan puluh dua juta tiga ratus rupiah). Dari total asset tersebut terdapat Simpanan Anggota sebesar Rp. 37.350.350,- (Tiga puluh tujuh juta tiga ratus lima puluh ribu tiga ratus rupiah) dan Pinjaman Anggota sebesar Rp. 39.354.300,- (Tiga puluh sembilan juta tiga ratus lima puluh empat ribu tiga ratus rupiah).

Kelompok Simpan Pinjam Babane atau KSP Babane meskipun bukan sebuah koperasi, namun kelompok ini tetap rutin mengadakan rapat anggota tahunan (RAT). Dalam RAT yang melibatkan seluruh anggota, pengurus, pengawas dan penasihat KSP, pertanggungjawaban pengurus dapat didengar dan dibahas secara bersama. Pemilihan pengurus dan pengawas dilakukan secara musyawarah mufakat. Demikian pula dengan pembuatan dan pembahasan kebijakan dan program kerja kelompok simpan pinjam. Melalui Rapat Anggota Tahunan para anggota dapat mengetahui kendala atau tantangan yang dihadapi, mendiskusikan rencana bersama, sekaligus bagaimana rencana yang disepakati di tahun sebelumnya dicapai. Hal terpenting dalam RAT juga adalah sebagai sarana memupuk rasa kekompakan, kebersamaan dan saling tolong antar sesama anggota dan masyarakat pada umumnya.

Semangat kebersamaan merupakan basis penting dalam pengelolaan keuangan kelompok simpan pinjam yang dilakukan secara mandiri ini. KSP Babane melayani anggotanya, mulai dari membantu meringankan beban biaya sekolah anak, pembelian alat-alat pertanian anggota hingga kebutuhan biaya yang sifatnya mendesak dengan model simpan pinjam. Kegunaan model simpan pinjam yang dipilih seperti dinyatakan Ibu Juini (37 th), yang juga anggota kelompok. “Di sini, dana yang dipinjam bisa dipakai untuk membantu biaya anak sekolah, juga untuk membeli alat pertanian. Selain itu, saat ada kondisi mendesak, KSP bisa dengan cepat membantu anggota. Selagi keuangan kelompok mencukupi, anggota tidak akan kesulitan dalam proses pinjaman darurat,” ujar Ibu Juini.

Saling Percaya dan Konsisten

KSP Babane memegang teguh cita-cita awal bersama. Cita-cita awal yakni menjadikan KSP Babane dengan asas kekeluargaan dan saling percaya supaya konsisten melayani anggota hingga mandiri dalam kebersamaan di tengah komunitasnya.

Dalam kegiatan sosial di komunitas kampung dan desa, kelompok ini tak luput dari perhitungan. Bernadeta (44 th), salah seorang perintis pembentukkan KSP Babane yang turut mengawal pertumbuhan kelompok ini hingga sekarang bisa diteladani. Karena keaktifannya, ibu dari 3 putri ini dipilih untuk menjadi kader Posyandu mewakili kampungnya. Ibu rumah tangga dan petani perempuan ini selalu bersemangat dan aktif di setiap kegiatan di kampung maupun desa. KSP Babane pantas bangga karena memiliki sosok Bernadeta yang punya semangat belajar tinggi ini. Dia juga dipercaya oleh anggota untuk menjadi pencatat transaksi keuangan dan menyusun laporan.

Semangat berpartisipasi dan beremansipasi dalam berbagai forum pengambilan keputusan di tingkat kampung di kalangan ibu-ibu di Doak telah tumbuh dengan baik. Bernadeta mengatakan bahwa sebelum bergabung di KSP, rata-rata ibu-ibu malu duduk di kurisi depan saat ada kegiatan rapat atau pertemuan. Mereka banyak memilih duduk di belakang, atau memilih membuat kopi dan makan ringan di belakang saja. Tapi sekarang, ibu-ibu di Doak sudah tidak ragu lagi duduk di kursi depan dalam tiap pertemuan. “Ibu-ibu di sini juga sudah bisa dan berani mengungkapkan pendapatnya di forum rapat-rapat. Ini keberhasilan tersendiri buat kelompok simpan pinjam perempuan di Doak ini,” tutur Bernadeta bangga.

Wadah Berdiskusi

Rapat Anggota Tahunan mencatat bahwa kelompok simpan pinjam ini telah memberikan manfaat sebagai wadah berorganisasi dan berdiskusi selain memberikan keuntungan dari segi pengelolaan penghasilan anggotanya yang notabene perempuan petani sawah, kebun dan menoreh getah karet. Kelompok simpan pinjam ini semakin penting, terlebih karena sebagian wilayah kampung Doak telah berubah status menjadi HGU sehingga telah ditanami kelapa sawit yang mengakibatkan akses warga terhadap tanah, hutan dan lahan semakin kecil.

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sajak awal tahun 2020 yang lalu telah membatasi interaksi antar warga Doak yang berpenduduk 80 kepala keluarga ini, termasuk kegiatan KSP Babane. Meskipun demikian, semangat kebersamaan dalam kelompok simpan pinjam perempuan ini tidak pupus; tetap optimistis. Semangat dan konsistensi kelompok perempuan Doak itu adalah kekuatan. Penuh motivasi dan antusiasme tinggi. Itulah modal moral dan sosial yang sangat berharga untuk pengembangan KSP Babane ke depannya……..(Antimus_Lihan)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *