Panas terik terasa menyengat dikulit siang itu, padahal jam di dinding baru menunjukkan pukul 09.45Wib. Saya bergegas menuju kediaman Pak Epi (39th), salah satu warga kampung Doak yang berhasil beternak itik bantuan Caritas Australia-PENTIS Pancur Kasih. Jarak rumah keluarga Pak Epi kurang lebih 100m dari tempat staff PENTIS menginap.
“Selamat siang nek, Pak Epi ada?” begitu ucapku kepada seorang nenek yang keluar diteras saatku tiba di depan kediaman Pak Epi sekeluarga. Sedikit ragu nenek menjawab “tidak tahu tadi pergi kemana”, namun tidak lama kami bertanya-tanya dimana keberadaan Pak Epi, sang empunya nama keluar menuju teras dan langsung mempersilahkan saya masuk kedalam rumah tersebut. Ternyata beliau baru selesai mandi, maklum baru pulang dari menoreh karet di hutan. Sebagian masyarakat kampung Doak, Dusun Danakng, Desa Bilayuk Kec. Mempawah Hulu, Kab. Landak, Kalbar, merupakan petani, Selain berladang, masyarakat juga beternak dan menoreh karet.
”Mari silahkan masuk” ucap Pak Epi dengan ramah, sembari mempersilahkan saya menuju ruang tengah rumah tersebut. Dalam hati rasanya saya merasa sangat dihormati dan seperti sudah kenal lama dengan keluarga tersebut. Saya sudah mengenal beliau ketika mengkoordinasikan pembagian bibit itik sehari sebelumnya di kediaman Pak Asmuni (tempat staff PENTIS menginap). Keesokan harinya, Minggu 16 Oktober 2011 saya berkesempatan untuk mendengar lebih banyak mengenai keberhasilan beliau dan keluarga dalam beternak itik. Bang Antimus (koordinator lapangan PENTIS) mengarahkan saya untuk mewawancarai Pak Epi. Membuka obrolan Pak Epi langsung menanyakan darimana asal saya, sayapun bercerita singkat mengenai asal dan kediaman saya serta menjelaskan kepada beliau mengenai keberadaan saya sebagai volunteer di PENTIS. Maksud kedatangan saya adalah untuk mengetahui bagamana cara Pak Epi berhasil memelihara itik, sehingga pengetahuan mengenai pemeliharaan itik ini bisa dibagikan kepada warga lain. Tidak lama kemudian, istri Pak Epi, We’ Epi (Mama Epi/38th) juga menghampiri kami, We’ Epi sangat ramah. Seingat saya, sejak kenal sehari sebelumnya, We’ Epi orang yang murah senyum.
Berdasarkan penuturan Pak Epi, ayah dari Epi (19th), Balon (17th), Yustina (15th) dan Riki (7th) tersebut, salah satu tips agar itik-itik bertumbuh besar dengan cepat adalah pemberian makanan yang tidak berhenti dalam waktu sehari(pukul 07.00Wib-19.00Wib). Tempat tinggal itik yang masih kecil juga harus kering dan terasa hangat pada malam hari. Oleh karena itu, setiap malam itik-itik tersebut tidur dalam wadah atau baskom yang dialasi kain. Pemberian pakan tidaklah sulit, pakan cukup dituangkan dalam wadah. Itik-itik tersebut bisa langsung memakan pakan semampu mreka dan jika pakan habis maka segera dituangkan pakan lagi. Penyediaan pakan yang selalu tersedia memudahkan itik utnuk makan dan selalu makan sehingga itik mudah bertumbuh besar, dan setiap waktu tidak kekurangan makanan. Pakan yang diberikan dapat dibeli di pasar, untuk anak itik dibelikan pakan itik yang halus, sedangkan itik dewasa diberi dedak (sisa padi yang sudah digiling) atau makanan lain yang direbus hingga lembut. Misalnya singkong, keladi dan sisa nasi. Khusus anak itik, untuk air minum disimpan di tempat yang berbeda dengan pakan. Wadah untuk menaruk pakan bisa berupa ceper besar maupun tempat khusus makanan ternak. Pemberian vitamin juga tidak lupa diberikan, untuk 1 liter air cukup diberikan 1 tutup botol vitamin khusus untuk ternak itik.
Usia bibit itik yang dibeli di pasar berkisar 2-3 mingguan, dengan bobot kurang lebih 500 gram. Sejak pembagian itik, bulan Maret 2011 yang lalu hanya keluarga Pak Epi yang berhasil memelihara hampir semua itik yang diberikan PENTIS dari 15 KK dikampung Doak yang mendapat bagian bibit itik tersebut. Dari 10 ekor itik yang diberikan, 1 ekor itik mati karena dimakan oleh ternak lain yaitu babi. Sisanya kini sudah besar dengan bobot kurang lebih 2 Kg per ekor dengan usia kurang lebih 7 bulan. Bahkan Pak Epi juga membeli bibit itik tambahan sebanyak 10 ekor bulan Mei 2011, dan sekarang itik-itik tersebut juga sama besar dengan itik yang diberikan PENTIS. Hingga kini itik-itik tersebut berjumlah 19 ekor. Setiap anggota keluarga berkontribusi dan saling mengingatkan untuk memberikan makan dan merawat itik-itik tersebut. Selain Pak Epi, ada juga istrinya We’ Epi, anak-anaknya bahkan Ibu Mertuanya (We’ Galetek (60th)) yang memelihara, memberi dan memasak makanan untuk itik-itik tersebut.
Untuk pemeliharaan awal itik-itik tersebut, keluarga pak Epi mengorbankan ruang dapur yang berlantai tanah yang kering. Hal tersebut dikarenakan kandang itik yang berada dibawah rumah sedikit becek, maka ruang dapur terpaksa terkesan jorok. Namun semua anggota keluarga menerima dan merawat itik dengan sangat baik. Ketika malam hari, anak ketiga keluarga ini yaitu Yustina membantu orang tuanya untuk memasukkan anak-anak itik kedalam baskom yang baralaskan kain. Kini itik dewasa sudah ditempatkan kedalam kandang di bawah rumah kediaman keluarga ini, di belakang rumah terdapat kolam berlumpur yang dangkal untuk itik berenang.
Dalam memelihara itik, juga terdapat beberapa kendala. Salah satunya yaitu untuk pembelian pakan yang cukup jauh dari pasar. Manfaat yang diterima juga dirasakan Pak Epi dan keluarga, yaitu untuk kebutuhan protein telur sehari-hari bisa diperoleh dari telur itik yang dihasilkan setiap pagi. Saat ini itik yang sudah menghasilkan telur berjumlah 2 ekor dari 9 ekor betina, setiap hari masing-masing menghasilkan 1 butir telur. Jadi ada 2 butir, bahkan kadang-kadang 3 butir telur dalam satu hari. Kedepan Pak Epi berharap itik-itik tersebut dapat berkembang biak, sehingga bisa menjadi sumber ekonomi keluarga. Dimana telur itik bisa dijual, begitu juga dengan itik-itik dewasa. Bahkan We’ Epi berharap kedepan keluarga ini bisa menyediakan bibit itik untuk dijual. Untuk itu pada tanggal Oktober 2011, Pak Epi membeli lagi bibit itik. Keluarga ini cukup serius dalam beternak, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya jenis ternak yang dipelihara. Ternak tersebut yaitu ayam dan babi.
Sedikit banyak pengetahuan mengenai beternak itik berdasarkan pengalaman keluarga Pak Epi telah saya temukan, hari semakin siang tidak terasa saya sudah satu jam lebih berbincang-bincang dengan keluarga ini. Saya sempat melihat anak Pak Epi yaitu Balon mencetak karet yang telah ditoreh, dicetak berbentuk persegi panjang. Sayapun pamit pulang, tidak lupa ucapan terimakasih saya haturkan atas kesediaan keluarga Pak Epi berbagi pengalaman dengan saya. Pak Epi juga mengatakan jika ada warga sekitar Doak yang ingin bertanya mengenai cara memelihara itik, beliau bersedia membagi pengalamannya. Bahkan Pak Epi juga bersedia menampung itik-itik yang masih kecil, yang sudah disediakan PENTIS pada tanggal 15 Oktober 2011, untuk dibagikan kepada 25 KK yang belum mendapat pembagian itik pada bulan Maret yang lalu. Beliau juga menawarkan dalam rapat sehari sebelumnya, jika ada warga yang belum bisa membawa itik-itik tersebut kerumah masing-masing maka Pak Epi bersedia memelihara sementara waktu hingga warga siap untuk memelihara sendiri. Namun dengan catatan warga bersedia menyumbang untuk membeli pakan itik. Tida lupa Pak Epi dan keluarga juga mengucapkan terimakasih kepada PENTIS atas kerjasama selama ini, PENTIS juga yang telah memilih Pak Epi untuk diikut sertakan dalam penyuluhan pertanian di Banten pada tahun 200.. yang lalu.
Begitulah kisah yang saya dapatkan dari keluarga Pak Epi, semoga keluarga ini bisa menjadi teladan bagi warga sekitar Doak untuk membudidayakan itik. Hal utama bagi masyarakat Doak diharapkan mampu mengelola SDA yang ada dengan baik, ramah lingkungan sebagai wujud syukur atas berkas Jubata (Tuhan, red). Selain itu, petani juga memiliki sumber penghasilan lain dengan beternak dan berkebun disekitar rumah, bisa memberdayakan kehidupan keluarga dan sesama. Disisi Adanya peternakan itik dapat menjadi sarana untuk memajukan kehidupan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan protein keluarga warga Doak sendiri. Semoga segala sesuatu yang baik dari Caritas Australia-PENTIS Pancur Kasih, keluarga Pak Epi dan Masyrakat Doak khususnya, selalu diberkati oleh Sang Empunya kehidupan.
,,,,,,,,,Salam pemberdayaan,,,,,,,,
Oktober 2011
Antimus Lihan